Sinopsis
Film ini menceritakan tentang gambaran kehidupan yang penuh konflik. Mulai dari permasalahan cinta segitiga dalam sebuah keluarga (dengan tokoh Setyo, Siti, dan Ludiro) hingga masalah sosial, politik, dan perekonomian dimana rakyat kecil selalu menjadi korban
Sebuah film opera: seluruh adegan dilakukan dalam nyanyi dan tari, tidak ada dialog. Seluruh musik dan lirik diciptakan khusus untuk film ini berdasar gamelan dan tembang Jawa, dan tetap menggunakan bahasa Jawa. Di samping musiknya, film ini juga merupakan kerjasama sutradara dengan pelukis yang membuat seni instalasi untuk latar adegan (Sunaryo, Nindityo, Hendro, Agus Suwage, Titaruby, S Teddy, dll), dan dengan penari yang merupakan pelakon-pelakon utama film ini. Siti (Artika Sari Devi), Setio (Martinus Miroto), Ludiro (Eko Supriyanto) bekas penari wayang orang, seolah melakonkan apa yang ada di lakon Rama-Sinta ke dalam kehidupan nyata. Kehidupan Setio-Siti yang berdasarkan usaha pembuatan gerabah goncang ketika perdagangannya surut. Pada saat yang sama Ludiro, pengusaha kaya, yang sejak lama mencintai Siti, berusaha merayunya. Ludiro dengan berbagai cara berusaha merebut Siti, termasuk dengan kekerasan, sementara Setio di tengah ketidakberdayaannya berusaha mempertahankan Siti dengan cara yang ekstrem juga. Kekerasan menjadi bayang-bayang utama film ini, meski tampilannya lebih simbolik.
Movie Info
Film ini merupakan pesanan dari Panitia Peringatan 250 tahun Mozart, yang diketuai oleh Peter Sellars. Film ini juga jadi pembuka acara peringatan itu di Wina 12- 24 November 2006.
Produser : Simon Field, Keith Griffiths, Garin Nugroho __________________________ Sutradara : Garin Nugroho __________________________ Produksi : SET Film Workshop __________________________ Pemeran :
Artika Sari Devi, Eko Supriyanto, Martinus Miroto, Retno Maruti
| |
EmoticonEmoticon