Kawasan seluas 900.000-an hektar ini bagai supermarket wisata di dataran
tinggi. Ada kawah-kawah yang masih aktif, telaga, sumur legenda, goa keramat,
mata air, beberapa bukit hingga candi-candi tertua. meski masih menjadi
misteri, kenapa pada peralihan milenium pertama candi-candi ini ditinggalkan.
Ketika Artikel ini diterbitkan pada Agustus 2017, Kami menulis di kolom
"Traveling" tentang Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah. Sebagai
Napak Tilas kami pada edisi spesial Epic Nesia, kami mencoba short trip kembali
ke kawasan wisata yang usenantiasa punya magnet tersendiri itu. Ya, tentu saja
sendiri sudah beberapa kali ke Dieng. Pertama kali tahun 1995, 1998, lalu 2001,
dan kini Agustus 2017. Saya melihat beberapa perubahan. Terutama pada situs
Candi Arjuna di tengah lekuk dataran tinggi itu. Seakan menjadi
hiposentrummagnet orang yang berkunjung ke Dieng untuk berwisata.
Supermarket di Lapisan Awan
Sedikit pengenalan dapat diinformasikan bahwa
Dieng adalah daerah kawasan pegunungan di Jawa Tengah yang
masuk wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara yang mempunyai letak geografis diisebelah barat komplek Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dahulunya kawasan ini adalah gunung api
raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Sebuah kaldera vulkanik purba yang
tidak lagi meletup. Bisa dikatakan mati. Nah, dataran ditengahnya Dieng itulah
kawah yang telah mati, dikelilingi bukit-bukit yang membentuk sabuk
mengelilinginya. Ditengah dataran itulah Kerajaan Kalingga-kerajaan yang muncul
di Jawa Tengah pada abad ke-6 Masehi membangun candi-candi. Saat awal kita memasuki kawasan ini, tampak sambutan selamat datang
di Dieng, berupa monumen tembok, yang sekaligus menjelaskan bahwa saat itu kita
sedang berada di sebuah kawasan desa dengan ketinggian
2.093 meter dari permukaan laut! Wow, Mungkin ini desa
(moderen) tertinggi di Pulau Jawa.
Pada saat musim kemarau disekitar bulan Juli dan Agustus, Suhu udara kawasan tinggi Dieng dapat mencapai hingga 0 C di pagi hari dan memunculkan
embun beku seperti kristal yang oleh penduduk setempat disebut "bun
upas" alias "embun racun" lantaran menyebabkan kerusakan pada
tanaman di ladang mereka. Pastinga dengan ketinggian sedemikian itu, membuat temperatur suhu udara di Dieng terbilang cukup dingin, berkisar antara 15-20 C saat siang hari dan 5 C saat malam hari.
Dikawasan Seluas 900.000-an hektar ini sebenarnya kita bisa menikmati
petualangan wisata yang cukup komlit, mulai dari wisata alam, agro, hingga
sejarah. Bisa dibilang, ini 'supermarket' kecil untuk sebuah destinasi wisata.
Sebagai tambahan, kurang diketahui orang banyak bahwa di dekat kompleks
Candi Arjuna, Dieng, terdapat bangunan yang diberi nama Pendopo SoehartoWhitlam. Di situ, pada 7 September 1974 Presiden RI Soeharto dan Perdana
Menteri Australia Gough Whitlam bertemu. Bocoran media Australia, inti
pertemuan adalah Australia mendukung integrasi Timor Timur (kini Timor Leste)
ke Indonesia. Tahun berikutnya, 7 Desember 1975, pasukan ABRI mendarat di Timor
Timur.
Demeikian misteri dan sejarah singkat tentang dataran tinggi Dieng,
semoga dapat menambah wawasan daya tarik tersendiri untuk para traveler yang
ingin berkunjung di dataran tinggi Dieng.
Baca juga :
Misteri Tari topeng Lénggér, WonosoboBaca juga :
EmoticonEmoticon